Pertobatan dan Kebangkitan Ekologis dalam Terang Kebangkitan Kristus
Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil. (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok Kabupaten Sikka Maumere Flores NTT)
Karena itu jika kita memiliki paradigma dan perlakukan yang adil (tidak diskriminatif) dan mampu membangun relasi yang baik dan benar (subyek-subyek) dengan ciptaan lainnya, maka sesungguhnya kita adalah manusia paskah yang sudah mengalami transformasi sikap dan paradigma baru berkat rahmat kebangkitan Kristus.
Alam ciptaan tidak mudah hanya dijadikan objek untuk dieksploitasi sesuka hati demi keuntungan yang sebesar-besarnya.
Keutuhan dan keseimbangan alam tentu akan tercipta, keharmanisan dan keberlanjutan sumber daya alam akan tetap terjaga karena semua diperlakukan sebagai saudara.
Mengembangkan Prinsip Ekonomi Ekologis
Manusia kontemporer, baik implisit maupun eksplisit cenderung berpikir bahwa tersedianya sumber daya alam adalah untuk dieksploitasi demi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan. Mereka mengklaim hak atasnya.
Alam ciptaan dan sumber dayanya sering dikuasai dan dieksploitasi tanpa batas, tanpa etika demi pemenuhan kebutuhan dan peningkatan ekonomin dan kesejahteraannya.
Mentalitas atau kecenderungan ini berakar antara lain pada ketamakan selain pemahaman yang tidak tepat seolah-olah sumber-sumber alam tersedia secara tak terbatas. Pada kenyataannya ketersediaan sumber daya alam itu amat terbatas.