Pertobatan dan Kebangkitan Ekologis dalam Terang Kebangkitan Kristus
Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil. (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok Kabupaten Sikka Maumere Flores NTT)
Santo Fransiskus dari Asisi telah menunjukkan sikap dan cara pandang yang sangat progresif tentang alam ciptaan. Hal ini menjadi contoh di tengah krisis ekologis yang makin memprihatinkan.
Baginya penguhuni alam semesta adalah saudara dan suadari dan anggota keluarga Allah. Ia memiliki keyakinan dan kesadaran iman bahwa tumbuh-tumbuhan dan hewan dirahmati oleh Allah dan memiliki akal budi.
Sebagai saudara yang lahir dari rahim yang sama, St. Fransiskus bahkan menyadari bahwa semua ciptaan mempunyai hak yang berasal dari Allah yang mesti dihargai dan dihormati.
Karena itu dia menyapa jengkrik dan menyebut ikan sebagai saudara. Ia memuji Matahari sebagai saudara dan bulan sebagai saudari serta kecantikan bintang-bintang.
Angin disebutnya saudara yang memungkinkan cuaca dan air yang memberi kehidupan di bumi dan lain-alin.
Pandangan dan perlakukan Santo Fransiskus dari Asisi ini lahir dari kesadaran bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan adalah saudara dan saudari.
Karena itu relasi atau hubungan yang dibangun antara sesama ciptaan Tuhan bukan relasi subjek-objek atau aku-benda. Tapi subyek-subyek atau aku-engkau sebagai saudara-saudari sesama ciptaan yang lahir dari rahim yang sama dan satu.