Pertobatan dan Kebangkitan Ekologis dalam Terang Kebangkitan Kristus

Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil. (Warga RT 018 RW 005 Kel. Wuring Kec. Alok Kabupaten Sikka Maumere Flores NTT)

Ia juga mengingatkan keterbatasan sumber daya alam dan tanggungjawab moral terhadap generasi yang akan datang. Tanggungjawab ini mengandung tuntutan etis dalam pemanfaatan sumber-sumber daya alam untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.

Artinya pemanfaatannya harus secukupnya, tetap memperhatikan keharmonisan, keseimbangan dan keberlanjutan, jauh dari keserakahan dan kesewenang-wenagan mengeksploitasinya secara berlebihan.

Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato Si juga mengajak bahkan mengharuskan untuk mewujudkan ekonomi ekologis yang berkeadilan sosial.

Menurutnya, ketika kegiatan ekonomi tanpa memperhatikan nilai-nilai moral ekologis, maka akan berakibat pada kerusakan alam dan merugikan manusia, secara khusus kaum miskin dan papa.

Ekonomi harus menyerati etika dan moral. Kebiajaksanaan ekonomi harus  mempertimbangkan martabat manusia, kesejahteraan bersama dan keseimbangan, keutuhan dan keberlanjutan ekologi.

Potret buram ekonomi yang ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, kesenjangan dan kerusakan alam mendorong Paus Fransiskus menawarkan model ekonomi baru yaitu ekonomi ekologis.

BACA JUGA:
Ketika Jokowi Adalah Kita (Bag.2)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More