
Plus Minus Permainan Anak-Anak
Oleh Benediktus Kasman, pegiat sosial, tinggal di Maumere

Perubahan tak dapat dipungkiri. Anak-anak di alam desa yang sunyipun dapat terisi hidupnya. Mereka tidak merasa terpencil dan terasing. Barangkali kata-kata mantan Presiden dari Negeri Paman Sam-Amerika Serikat, Barack Obama bahwa “Perubahan tak bisa ditunggu, tapi dijemput”. Handphone tak terelakkan karena selain media komunikasi dan media pendidikan tapi juga salah satu hiburan.
Anak-anak berusia sekitar 6-16 tahun selalu butuh permainan. Mungkin pepatah Latin ini membuktikan salah satu ciri yang ada pada anak: ‘homo ludens; manusia bermain’.
Tapi, bermaindengan peralatan tradisional dari masa lalu sudah tampak menuju jalan buntu. Romantisme masa lalu berseberangan dengan realisme hari ini.
Kini anak-anak bermain dengan fasilitas produk pabrik sudah serba terpola. Bermain game di Hp, misalnya ada plus-minusnya. Hiburan terpenuhi dengan mudah. Tapi, kadang juga mengorbankan waktu tidur satu setengah jam hingga tiga jam, lupa makan dan minum, lupa belajar dan bahkan lupa mengerjakan tugas belajar dari sekolah. Aku takut jangan-jangan akan hidup generasi penerus yang ‘serba lupa’.