Plus Minus Permainan Anak-Anak

Oleh Benediktus Kasman, pegiat sosial, tinggal di Maumere

Permainan anak-anak
Anak-anak bermain mobil-mobilan dari bahan bambu dan kayu. Foto istimewa

 

Dalam perkembangan kemudian ada lagi anak-anak berkreasi membuat oto mainan. Mereka meniru bunyi oto dengan suaranya. Warna nada suara mengikuti keadaan jalan yang dilewatinya.

Ternyata permainan tradisional hasil kreasi warga berasal dari pelosok ibu pertiwi ini telah dikoleksi bangsa Belanda. Para profesional dari Negeri Kincir Angin di masa lampau itu mengumpulkan jenis-jenis permainan. Sebuah buku berbahasa Belanda terbit 1907 mendata permainan rakyat dan olah raga di pulau Jawa. Semuanya berjumlah 2.600 permainan dan ada di Pustaka Leiden, Belanda.

Permainan tradisional ini sudah mulai diabaikan saat mainan buatan pabrik dari bahan sintetis, misalnya oto digerakkan baterei. Sejumlah uang dihabiskan untuk mendapatkan mainan di toko.

Dan kini di hadapan mata kita telah hadir hand phone(HP)- telepon genggam. Ujung jari anak-anak kita gampang bermain game produk teknologi. Beragam permainan disediakan. Tapi, mainan mesti dengan kucuran duit membeli pulsa.Tanpa sejumlah uang tak dapat memenuhi kebutuhan untuk rekreasi.

BACA JUGA:
Bumi Bukan Milik Manusia, Manusialah Milik Bumi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More