Penjualan Tanah dan Krisis Identitas; Perspektif Rerum Novarum
Oleh Putriani Sulastri Bahagia, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng
Selain itu, penting untuk mendukung ekonomi berbasis komunitas yang dapat memperkuat masyarakat lokal dalam menjaga tanah mereka. Melalui upaya pengembangan pertanian berkelanjutan, petani kecil dapat tetap mengelola tanah mereka dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi tanpa harus menjual tanah mereka kepada pihak luar. Solidaritas antar komunitas juga merupakan kunci dalam menghadapi krisis identitas yang muncul dari penjualan tanah. Menurut prinsip subsidiaritas dalam ajaran sosial Katolik, masyarakat lokal harus memiliki otonomi dalam mengelola tanah dan sumber daya mereka. Ini akan membantu menjaga koneksi sosial dan spiritual mereka dengan tanah, serta memperkuat identitas mereka.
Penjualan tanah, meskipun sering dilihat sebagai solusi ekonomi dalam jangka pendek, memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap identitas sosial dan spiritual masyarakat. Melalui perspektif Rerum Novarum, kita diajak untuk melihat tanah bukan hanya sebagai komoditas, tetapi sebagai elemen penting dari martabat manusia dan kehidupan komunitas. Tanah adalah simbol identitas dan kesejahteraan, dan hilangnya tanah berujung pada krisis identitas yang mendalam. Dalam konteks ini, ajaran Gereja Katolik, melalui Rerum Novarum, menawarkan panduan moral untuk memastikan distribusi tanah yang adil dan menjaga integritas identitas manusia.***