Penjualan Tanah dan Krisis Identitas; Perspektif Rerum Novarum

Oleh Putriani Sulastri Bahagia, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng

Lebih lanjut, Rerum Novarum juga berbicara tentang pentingnya keadilan sosial dalam distribusi tanah. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya alam, termasuk tanah, akan menyebabkan ketegangan sosial yang pada akhirnya mengarah pada konflik. Paus Leo XIII menegaskan bahwa tanah harus dilihat sebagai bagian dari martabat manusia, di mana setiap individu memiliki hak atas tanah sebagai sarana untuk mencari nafkah dan mempertahankan identitas mereka. Ketika masyarakat lokal di Labuan Bajo kehilangan akses ke tanah, mereka tidak hanya kehilangan sumber penghidupan, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya dan spiritual mereka.

Dari perspektif Rerum Novarum, solusi untuk mengatasi krisis ini terletak pada upaya untuk menciptakan distribusi tanah yang lebih adil. Kepemilikan tanah harus dihargai sebagai hak individu, namun dengan tanggung jawab sosial. Gereja Katolik mengajarkan bahwa tanah tidak boleh hanya menjadi objek kepemilikan pribadi yang egois, melainkan harus dikelola dengan mempertimbangkan kesejahteraan umum.Langkah-langkah praktis untuk menghadapi krisis ini bisa mencakup kebijakan agraria yang adil, yang memungkinkan masyarakat lokal untuk mempertahankan tanah mereka. Beberapa negara, seperti Filipina dan Brasil, telah melakukan reformasi agraria yang bertujuan untuk mendistribusikan tanah kepada petani kecil, meskipun hasilnya masih memerlukan peningkatan .

BACA JUGA:
Ketika Jokowi Adalah Kita (Bag.1)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More