
Butuh ”Meja Sakti” dalam Keluarga untuk Sekolah dan Masyarakat
Yosep Bala Makin (Penulis Bekerja di Mbojo-Bima NTB)
Mereka susah mendengarkan apalagi taat terhadap perintah orang tua. Sukanya mengomel terhadap setiap instruksi, perintah, dari orang tua atau gurunya. Bila berbicara pandangannya tidak tertuju kepada teman bicara tetapi lebih fokus pada peralatan modern seperti handphone, gadget.
Tangan dan jari-jarinya tetap bermain dengan handphone. Betul-betul era bermain jari. Suara responnya pun seadanya saja. Terkesan tidak bersahabat dalam berkomunikasi atau tidak mau diajak berkomunikasi.”
Pertanyaan sederhana: yang menarasikan itu siapa? Siapa yang menarasikan semua itu? Ternyata yang kini berstatus sebagai orang tua. Membanggakan zaman itu sebagai anak yang sopan dan santun tetapi tidak menjadi pelajaran berharga untuk mendidik anaknya.
Pengalaman zaman dulu itu sebetulnya menjadi pelajaran berharga dan pengetahuan yang berarti baginya untuk dapat mendidik anak saat ini, zaman ini yang jauh berbeda dengan zaman dulu. Pengalaman didikan dulu yang bernafas positif harus berdampak baik untuk anak.
Terlalu membanggakan dirinya dan zamannya lalu lupa tugas pokok dan utamanya mendidik anaknya dalam keluarga pada zaman sekarang ini. Tak salah membanggakan zaman dulu kala, zaman nenek moyang itu, tapi yang paling penting adalah apa manfaatnya untuk anak zaman ini.