Butuh ”Meja Sakti” dalam Keluarga untuk Sekolah dan Masyarakat

Yosep Bala Makin (Penulis Bekerja di Mbojo-Bima NTB)

Cukup banyak orang bercerita demikian, ”Anak-anak zaman ini berbeda sekali dengan anak-anak ketika kami masih kecil di rumah/keluarga, di masyarakat, dan di sekolah. Anak-anak zaman ini, mereka begitu berani dalam berbicara dengan orang tua ataukah juga dengan orang yang lebih berumur darinya.

Bahkan di sekolah pun sikap dan tutur katanya terkesan kasar.” Dinarasikan lebih panjang lagi dan penuh semangat membanggakan diri sebagai manusia generasi masa dulu, zamannya, yang menurutnya lebih berkarakter baik dan beretika mulia.

”Kami dulu sangat menghormati dan menghargai orang tua di rumah, guru di sekolah, dan tokoh masyarakat di masyarakat. Kami adalah anak-anak yang taat kepada perintah orang tua. Kami tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar apalagi kata-kata kotor kepada orang tua atau orang yang lebih berumur dari kami.

Teman seumur pun tidak. Kami bisa membedakan orang yang lebih tua/berumur dari kami sehingga sapaan kami pun seiring dengan hormat kami kepadanya. Anak-anak zaman ini, kalau berbicara dengan orang tua atau orang yang lebih tua pun kadang kasar yang ditunjukkan dengan sikap yang tidak sopan.

BACA JUGA:
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat: Pendidikan Jalan Menemukan Tuhan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More