Pemerintah dan Masyarakat Berkolaborasi Gali Potensi Kreatif Gen Z

“Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, yang menjadi landasan kebijakan pemerintah dalam pengembangan karakter dan keterampilan pemuda,” tandasnya.

“Program-program tersebut tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga mencakup pelatihan kewirausahaan, vokasi, dan peningkatan partisipasi sosial,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa konsep pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, dan media, harus diterapkan dalam semua program pengembangan pemuda.

Pendekatan yang inklusif dan berbasis komunitas ini memungkinkan Gen Z untuk berperan aktif dalam mengembangkan dirinya dan lingkungan sekitar.

Kemenpora, misalnya, telah menginisiasi program-program berbasis kelompok sebaya (peer group) untuk menanamkan nilai-nilai positif, seperti gotong royong, dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui program ini, para pemuda diberdayakan untuk mendesain kegiatan mereka sendiri, dengan dukungan dari pemerintah.

“Pendekatan ini akan membantu menciptakan generasi muda yang tangguh dan inovatif, karena mereka diberikan kepercayaan untuk mengembangkan potensi dengan dukungan yang memadai,” jelas Imam.

BACA JUGA:
Pemimpin Biara DSFS dan Ketua PSE Pasthorus Maumere Sambangi Anak Sekami Penerima Bantuan Babi  
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More