Partisipasi Semesta: Pilar Pendidikan Bermutu untuk Semua (Sebuah Refleksi)

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk

Contoh Praktik Partisipasi Semesta:

– Desa Pendidikan: Komunitas lokal menyediakan perpustakaan keliling atau kursus keterampilan gratis.

–  Kolaborasi Sekolah-Industri: Dunia usaha membuka magang untuk mempersiapkan lulusan siap kerja.

–  Gerakan Sukarelawan: Profesional mengajar daring di daerah terpencil.

 

Makna Mendalam:

Partisipasi semesta mencerminkan nilai gotong royong dan keadilan pendidikan. Dengan semua pihak berkontribusi, pendidikan bisa menjangkau yang terpinggirkan (anak berkebutuhan khusus, daerah 3T) dan menjawab tantangan era digital. Jadi, partisipasi semesta berarti keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam suatu upaya atau tujuan bersama. Dalam konteks pendidikan, istilah ini menekankan bahwa tanggung jawab untuk menciptakan pendidikan berkualitas tidak hanya berada di tangan pemerintah atau institusi pendidikan, tetapi juga melibatkan masyarakat luas, orang tua, komunitas, dunia usaha, hingga teknologi. Oleh karena itu, makna partisipasi semesta mencakup beberapa aspek penting:

  1. Keterlibatan Kolektif , artinya semua pihak, mulai dari individu hingga organisasi, turut serta aktif dalam mendukung pendidikan.
  2. Kolaborasi Tanpa Batas, artinya tidak ada batasan siapa yang bisa berkontribusi, karena pendidikan adalah kebutuhan fundamental bagi semua orang.
  3. Aksi Nyata, artinya, lebih dari sekadar dukungan moral, partisipasi semesta mendorong aksi konkret, seperti mendukung anak-anak yang kurang mampu, mengembangkan akses pendidikan di daerah terpencil, atau menciptakan inovasi pendidikan berbasis teknologi.
  4. Kesetaraan dan Inklusivitas, artinya pendidikan berkualitas harus dapat diakses oleh semua orang tanpa diskriminasi.
  5. Dampak Berkelanjutan, artinya keterlibatan luas dapat menciptakan perubahan jangka panjang yang membawa manfaat bagi generasi mendatang.

Dengan demikian, inti partisipasi semesta adalah ajakan untuk bersama-sama membangun sistem pendidikan yang lebih baik melalui sinergi dan kepedulian semua pihak. Dengan begitu, pendidikan berkualitas benar-benar menjadi hak setiap individu, bukan hanya mereka yang beruntung mendapat akses lebih baik.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More