Pancasila dan Budaya Manggarai, Falsafah Hidup Penghuni Bumi Nuca Lale (Bagian 3)
(Salah Satu Akar Pancasila sebagai Dasar Negara Bukan Sebagai Pilar Negara)
Berdasarkan semua penjelasan budaya Manggarai di atas, maka kita dapat membandingkan bahwa unsur-unsur penting dalam kehidupan itu justru telah diatur dengan lengkap dalam konsep budaya.
Budaya merupakan karya agung leluhur manusia saat ini. Budaya mempunyai kekuatan natural dan supranatural. Mengapa? Tentu jawabannya karena budaya itu mempunyai dimensi jiwa dan raga manusia, dimensi kelihatan dan tidak kelihatan, dimensi tubuh dan roh, dimensi alam dan manusia. Itulah sebabnya budaya mempunyai kekuatan karma atau kutukan bila dilanggar. Karena budaya mempunyai kekuatan supranatural maka kita bisa bersumpah demi budaya jika ada pelanggaran atau penghinaan terhadap kita.
(Bernardus Hudu.Tokoh budaya yang paling diakui pada wilayah Gendang Nggalak,Pasat, Ruis dan Rego. Beliau menjelaskan kepada kami putra-putranya dan kepada pengikut jejaknya yaitu tokoh-tokoh budaya muda seperti Basilius Da’ol dan Agustinus Leo Manti mengatakan bahwa neka oke adat. Apa kaut guri gemi ngger olon porong pande adat. Pu’ung one mai weki agu wakar, mbaru bate ka’eng, paeng piara, golo lonto, wae tiku, uma duat, lako dagang, lako sekolah, sanggen taung porong sengka le adat, we’ang le adat, titong le adat,kapu le adat, jaga le adat. Toe manga kuasa ata manga eta mai adat, ai one adat manga Muri Kraeng ata pu’un kuasa, one adat seki ata loah ite ngger one tana lino, one adat manga naga tana lino, one adat manga naga awang miteng tae ine wa agu ame eta. Adat saka sangget wakar boto agol eta agu erok wa, adat iring sangget weki agu kandang sangget wakar boto ngo one pong dopo agu ngalor maha, adat pande ngance ngaeng sangget kawe dumpu sangget nuk.)