P5 Resmi Pamit, 8 Dimensi Profil Lulusan Hadir: Harapan Baru Pendidikan Karakter Anak Sekolah Dasar

Oleh Jacobus Yonathan Kolin, S. Pd, S. Sos., Kepala Sekolah SD Negeri Gunung Putri 01 Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor

Kedua, penilaian karakter yang holistik. Dalam mengukur kemampuan berhitung bisa dilakukan dengan tes tertulis. Tetapi, bagaimana mengukur “kemandirian” atau “kewargaan”? Apakah cukup dengan observasi? Bagaimana menjamin penilaiannya adil dan konsisten? Kita memerlukan instrumen yang sederhana, valid, dan praktis digunakan guru tanpa menambah tumpukan administrasi.

Ketiga, peran orang tua. Semua orang sepakat kalau pendidikan karakter tidak bisa berhenti di gerbang sekolah. Nilai-nilai yang diajarkan harus dihidupkan juga di rumah. Orang tua menjadi teladan utama. Jika di sekolah anak diajarkan kolaborasi, tapi di rumah melihat pertengkaran tanpa solusi, maka nilai itu akan sulit tertanam. Komunikasi dan sinergi antara sekolah dan orang tua menjadi mutlak.

Belajar dari P5: Apa yang Harus Diperbaiki

P5 bukan tanpa nilai. Ia membuka jalan bagi pembelajaran berbasis proyek di sekolah dasar. Namun, implementasinya sering terhambat oleh beban kerja guru, kurangnya sumber daya, dan fokus yang terpecah. Banyak guru akhirnya “menjalankan” P5 karena kewajiban administratif, bukan karena keyakinan akan manfaatnya.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More