
Yang modern lebih canggih, lebih ilmiah, dan pada akhirnya dianggap lebih mampu mengatasi masalah, termasuk penyakit. Sementara tradisional dianggap pelengkap, tidak berbasis ilmiah, kolot, bahkan dilabeli ilmu klenik.
Tentu wajar, ketika dugaan semacam itu dipandang hanya asumsi belaka. Tapi kita secara mudah dapat membuktikannya dengan satu kasus sederhana.
Berikan tawaran bagi pasien sakit tertentu yang sedang galau. Di kotak yang satu ditawari jahe atau kunyit yang masih awut-awutan.
Di kotak lainnya adalah obat impor asal Prancis yang kebetulan sedang diskon 70% dan pengemasannya keren. Saya yakin sepenuhnya pasien akan memilih obat impor. Apakah si pasien bisa memastikan si produk impor ini lebih efektif? Belum tentu. Mungkin saja dia lebih tenang.
Justifikasi produk herbal memang tidak lepas dari regim pengetahuan ilmiah. Namun dalam perkembangannya, tidak sepenuhnya demikian.
Negara-negara maju menunjukan kecenderungan yang lebih apresiatif terhadap medis herbal. Bahkan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu yang kita tinggalkan justru dipungut oleh ilmuwan-ilmuwan negara maju.