
Ngada, Kabupaten Tirai Bambu Bikin Presiden Jokowi Jatuh Cinta
Oleh Wall Abulat (Wakil Pemred Florespos.net)
Secara ekonomi, urainya, bambu memiliki karakteristik tersendiri, yang dapat menyediakan bambu secara berkelanjutan/secara terus menerus, tanpa harus menanam kembali bibit bambu. Pemanfaatan bambu untuk kebutuhan lokal masih terbatas sebagai bahan atap rumah (lenga), dinding rumah (naja), kandang hewan ternak dan beberapa kerajinan anyaman. Pemanfaatan bambu sebagai suatu komoditas bahan baku industri dengan nilai ekonomi belum banyak dilakukan sampai munculnya perusahaan yang membeli bambu rakyat untuk diolah menjadi bambu laminasi sebagai bahan baku konstruksi di Kabupaten Ngada sejak tahun 2011.
Manfaat Bambu
Bupati Paru Andreas menggarisbawahi bahwa bambu merupakan tanaman yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat Kabupaten Ngada yang diwarisi oleh para leluhur dan hampir di setiap pelosok perdesaan, bambu sudah dimanfaatkan sebagai tiang penyangga, bilik rumah, lantai, pagar, kandang, atribut seni dan budaya, perlengkapan rumah tangga, bahan makanan hingga perlengkapan makan- minum. Kedekatan bambu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat perdesaan menunjukkan hubungan yang telah terjadi antara lingkungan dan manusia dalam kehidupan sehari-hari terhadap bambu. Demikian halnya bagi bangsa kita, bambu bernilai lebih dari hanya sekedar tanaman, dan menjadikannya sebagai komoditi sumber pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Bambu Ngada dikenal dengan sebutan bheto, peri dan guru atau terdiri dari kelompok jenis bambu yakni betung (Dendrocalamus sp), pering (Gigantochloa sp), dan aur (Bambusa sp).