Bertolak dari penjelasan di atas, terdapat perbedaan yang absolut antara Allah dan manusia. Terdapat jurang yang teramat dalam antara Pencipta dan yang diciptakan. Gambaran tentang perbedaan antara yang kaya dan yang miskin dapat dilihat dalam kenyataan sosial.
Ada orang yang sangat kaya, hidup dalam kelimpahan, memamerkan mobil mewah, tas mewah, dan segala kemewahan lainnya. Di samping itu ada pula orang yang begitu miskin, hidup serba kekurangan, hidup dari belas kasihan sesamanya, itupun jika ada yang peduli. Bahkan tidur pun di emperan toko dengan pakaian yang sama dikenakannya tiap hari.
Dengan pemiskinan diri-Nya yang begitu radikal dalam peristiwa natal, kalau menggunakan bahasa sederhana, kira-kira Yesus-Allah mengatakan begini: “Aku mau ada bersama kamu, Aku ingin tinggal di antara kamu, Aku mau mengalami nasib seperti yang kamu rasakan.”
Dengan pelukisan yang demikian, kita merasakan tidak adanya jarak antara Allah dan manusia. Allah hidup di tengah-tengah kita. Kita juga dapat menyapa Allah dengan menggunakan kata ganti: Engkau, Dia, yang menunjukkan keakraban, keintiman, kemesraan.