Natal dan Ijon Daging
Oleh: Bernadinus Steni (Mahasiswa S3 Dalam Bidang Managemen Lingkungan IPB, Penggiat Standar Berkelanjutan)
Sendengkan kuping, anda akan menikmati meriahnya Natal di kota besar dengan berimajinasi. Boleh jadi membayangkan “Malam Kudus” atau kebersamaan yang meriah. Tetapi tentu di luar itu semua, Natal di kampung saat itu adalah kebersamaan.
Tahun ini beda. Natal ditatap dari jauh lewat kaca-kaca besar. Entah apa yang ada di hati umat. Buat saya satu: kesedihan.
Makna kelahiran bisa saja direproduksi tiap hari seperti yang diomongkan dalam kotbah-kotbah. Tetapi hanya sekali perayaan Natal dalam satu tahun. Dan itu harus dikenang. Selamat merayakan Natal.
Catatan
*tembang: ikan kering
**julu: menyembelih
***juluers: orang yang punya keahlian memotong hewan