Mosa Su Soda – Daki Penggi Seki: Sebuah Perspektif Tentang Pemimpin Terpilih  (Memaknai Pelantikan Kepala Daerah 2025)

Oleh Dionisius Ngeta, S. Fil. Asal Nagekeo, Tinggal di Maumere

Masyarkat Nagekeo atau masyarakat Indonesia pada umumnya segera memiliki dan dipimpin oleh kepala daerah terpilih baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Tentang pemimpin terpilih dan kepemimpinan, masyarakat Nagekeo mengenal filosofi sosial-budaya ini: “Mosa su soda-daki penggi seki”. Sebuah perspektif sosial budaya dan kearifan lokal yang mengingatkan para pemimpin terpilih akan esensi dan eksistensinya.

Para kepala daerah menempati jabatan terhormat dan memiliki kekuasaan, hak dan wewenang karena terpilih dari masyarakat, dipasangkan oleh masyarakat dan diperuntukan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Masyarakat adalah tuan atas kedaulatan dan pemilik atas mandat dan kepercayaan yang dipasangkan atau diberikan kepadanya. Pemilik dan pemberi (masyarakat) berhak mendapatkan kemanfaatan yang sebesar-besarnya dari sebuah kepemimpinan (leadership) dan pelayanan terbaik dari pemimpinnya.

Secara harafia “mosa” bisa berarti jantan, besar, luhur, gemuk dan makmur (bahasa Nagekeo). Kata “mosa” bila dipasangkan dengan kata “daki/laki” menjadi kata majemuk “mosa-daki/laki” menghasilkan makna/pengertian baru seperti kepala sebuah komunitas sosial/suku tertentu, pemimpin di sebuah wilayah komunitas adat atau tanah ulayat. Atau tokoh yang dituakan dan mendapatkan mandat dan kepercayaan masyarakat sehingga dia memiliki jabatan, kekuasaan atau wewenang tertentu.

BACA JUGA:
Pemberdayaan Perempuan, Puskesmas Poned, dan Profesionalisme Bidan dalam Upaya Mengatasi Kematian Ibu dan Anak Maupun Stunting di NTT
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More