Merayakan “Politik Kasih Sayang” Setiap Waktu

Oleh Sil Joni *)

Dari alur pemikiran di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa tindakan merayakan cinta merupakan ‘panggilan hakiki’ dan menjadi bagian inheren dari keberadaan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Karena itu, kita seharusnya merayakan ‘cinta’ setiap hari, bukan hanya pada hari khusus, seperti momen Valentine Day, hari ini (14 Februari).

Untuk itu, pertama-tama, kita mengucapkan “happy Valentine Day” kepada segenap insan pencinta (homo amans) di seantero jagat. Untung ada cinta. Hanya dan melalui cinta manusia bisa survive. Manusia menurut Erich Fromm tidak bisa hidup meski sedetik pun tanpa cinta. Karena itu, sangat pantas jika cinta tak hanya diamalkan, tetapi juga dirayakan dengan antusias.

Cinta dalam level theoria didaulat sebagai “raja kosmos”. Namun, dalam praksis, cinta bersaing ketat dengan benci. Mengapa? Para psikoanalis menemukan bahwa dalam diri manusia, selain unsur cinta (eros), terdapat juga  “sisi lain” yang agak destruktif (thanatos).

Kedua unsur ini (eros dan thanatos) beroperasi dalam rupa-rupa matra kehidupan manusia. Tentu, panggung politik tak luput dari “peragaan” dua elemen konfrontatif ini. Lanskap perpolitikan kita dalam beberapa tahun terakhir cendrung terlihat buram. Aspek destruktif dan negativitas (penyingkiran yang lain) begitu dominan. Brutalisme dan sadisme politik amat gamblang dipotret.

BACA JUGA:
Tergantung Pada "Kampung"
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More