
Merayakan Keberagaman Sebagai Penghormatan Terhadap Hak Asasi Manusia
Oleh Yulius Regang, KJW-Pena Inklusi
Tempatnya lumayan luas, di bagian dalam selain meja dan kursi yang sudah terta rapih, pada bagian Timur terdapat satu bangunan los berdinding bamboo beratapkan daun kelapa, lantai semen. Di bagian dalam ada meja segi empat berukuran panjang dilengkapi kursi plastic berwarna cokelat.
Pada bagaian dinding, terdapat bingkai berukuran kecil berisikan tulisan dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggiris. Bagian Selatan terdapat bangunan menyerupai rumah tinggal, ada kamar tidur dan dapur. Bagian Barat juga ada bangunan yang tipenya tidak jauh berbeda dengan bangunan yang ada di bagian Timur. Sedangkan pada bagian Utara, dibiarkan terbuka, sepertinya sengaja tidak dibuat bangunan agar para pengunjung dapat memandang laut dengan leluasa, sembari menikmati perahu nelayan yang hilir mudik mencari ikan, kapal tanker yang selalu melintas di perairan Laut Flores dan Gundukan Pulau Besar yang tampak kasat mata. Pemandangan yang disajikan secara alamiah seolah-olah memanjakan mata setiap pengunjung.
Untuk membantu para pengunjung agar bisa menikmati indahnya sunrise (mata hari terbit) dan sunset (mata hari terbenam) secara lebih jelas, terdapat bangunan berbentuk segi empat dan sedikit menjorok ke Laut, posisinya agak bebas dari hambatan, terutama deretan pohon nyiur yang berjejer disepanjang pesisir pantai. Rupanya tempat ini sengaja disiapkan selain untuk menikmati kemolekan mata hari, juga digunaan untuk mengabadikan wajah alias selfi ria.