Menulis Sesuatu di Balik Sesuatu ’Biar Dikenal Dunia’

Sebetulnya semangat kita disegarkan kembali sekaligus ditantang oleh Pramoedya Ananta Toer di awal tulisan ini. Pada umumnya, saat ini, pendidik dan pengajar di sekolah adalah tamatan Sarjana S1 atau Diploma D3. Ijazah akta IV juga dikantongi yang berarti memiliki kewenangan mengajar bidang ilmu tertentu serta memiliki keterampilan dalam menulis sesuatu. Kewenangan mengajar diberikan kepadanya karena dinilai layak untuk mengajar setelah melewati proses pendidikan yang panjang. Secara akademik tak diragukan lagi tentang dunia membaca, menulis dan menghitung. Bayangkan saja sejak SD sudah dibekali keterampilan membaca, menulis, dan menghitung. Dua tahun di TKK, tiga tahun di tingkat SMP, tiga tahun lagi di SMA/SMK dan empat tahun untuk pendidikan Sarjana S1 atau tiga tahun Diploma D3.

Karena itu, janganlah malu. Kita boleh menghitung sudah berapa banyak karya tulis kita yang termuat di surat kabar, majalah, atau buku jurnal ilmiah kalau bukan dalam bentuk sebuah buku hasil karya sendiri. Atau sudah berapa tulisan yang sudah dipajang di majalah dinding sekolah ketika masih sebagai pelajar (SD, SMP, SMA/SMK). Kita perlu tingkatkan keterampilan membaca supaya dapat mengenal dunia luas dan menulis supaya dapat dikenal dunia. Wawasan kita akan seluas dunia karena banyak membaca dan membaca banyak. Demikian pun kita akan dikenal dunia karena dapat menulis sesuatu di balik sesuatu untuk dunia.***

BACA JUGA:
Menemukan Keseimbangan dalam Budaya Modern
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More