Menulis Sesuatu di Balik Sesuatu ’Biar Dikenal Dunia’

Bahkan, sekarang, anak TKK sudah diajari untuk mengenal bentuk huruf dan kata bahkan sudah dilatih membaca, menulis, dan menghitung. Lebih heboh lagi ada pelajaran bahasa Inggris di tingkat TK, SD. Betapa hebatnya anak-anak kita – suatu ketika. Senangnya orang tua bukan main-main. Tidak salah juga. Kegembiraan orang tua harus diapreasi karena itu adalah bentuk apreasisi orang tua terhadap keberhasilan anaknya karena sudah bisa menulis dan mengucapkan kata bahasa Inggris disertakan dengan maknanya. Bangganya orang tua ketika anaknya sudah bisa menghitung satu sampai sepuluh dalam bahasa Inggris. Tepuk tangan, riuh rendah, air mata haru mengalir di pelipis pada hari anak diwisuda, tamat dari TKK dan akan masuk jejang SD. Itu juga satu bentuk apreasiasi dan dukungan orang tua terhadap anak. Wajar dan harus demikian adanya.

Kegiatan ’membaca’ dan ’menulis’ sudah biasa untuk pelajar dan pengajar di sekolah. Sudah sejak SD hingga perguruan tinggi, keterampilan membaca dan menulis menjadi kegiatan utama di dalam kelas. Sejak menjadi pelajar Sekolah Dasar (SD) kegiatan menulis sudah dikenal. Pelajar SD sudah diajari, dilatih untuk bisa menulis: menulis dengan tepat, baik, dan indah yang dikenal istilah menulis ’elok’ di samping dengan mengucapkan (membunyikan) huruf dan kata. Terkesan tak ada yang tak bisa menulis. Semua sudah dapat menulis dengan baik apalagi sudah menyelesaikan pendidikan tinggi. Maka kegiatan menulis menjadi pengalaman untuk semua sejak kita menginjakkan kaki di SD bahkan TKK (sekarang). Guru-guru berusaha sungguh supaya siswa SD bisa menulis dan membaca. Dua kegiatan itu selalu dilakukan oleh guru kepada pelajar. Mereka mulai mengajari siswa yang bermula dari cara memegang pena (pensil, balpoin) dan menggerakkan pena dengan meniru bentuk huruf satu demi satu, kata demi kata, kalimat demi kalimat.