Mengigau vs Estetika Berpikir
oleh Charles Jama, Dosen Seni Universitas Nusa Cendana
Untuk menyongsong generasi emas NTT perlu estetika berpikir. Estetika berpikir itu melibatkan bukan saja kemampuan logika tetapi kecerdasan hati. Ia terus bereksperimen, bereksplorasi, mengeksploitasi gagasannya dalam ruang akademis. Estetika berpikir itu seperti seorang seniman yang sedang menggarap karya seni. Ia masuk dalam ruang refleksi untuk menggali gagasan karya seninya. Ia menyelam ke alam dasar kesadaran estetik untuk mengambil sarinya kemudian menuangkannya dalam sebuah karya seni. Karya seni itu kemudian menjadi sesuatu yang bernilai bagi siapa saja.
Siapapun masyarakat NTT perlu masuk dan terlibat dalam estetika berpikir. Estetika berpikir tidak berarti menjadi seorang seniman. Cukup dengan berpikir dan berbuat ala seniman yang sederhana namun berdampak bagi sesama itu sudah lebih dari cukup. Intinya, estetika berpikir itu bagus dalam menata pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sekecil dan sesederhana apapun pikiran itu kalau membawa kebahagiaan bagi orang lain, generasi NTT emas akan terwujud. Tidak perlu seperti program yang sedang dilakukan ini, mengada-ada, asal buat, menyakiti orang lain karena tertekan. Penuh dengan kesadaran palsu seperti kata Karl Marx dan simulasi oleh Baudrillard.
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu