Menggelitik Mgr. Vinsensius Sensi Potokota (Nimbrung mengenang 1 tahun Yang Mulia)
Oleh Fardinandus Erikson (Peminat Karya Pendidikan)
Apa yang menjadi diksi sebagai judul dari curahan fikir ini adalah kata ”Menggelitik” tentunya ini tidak berarti penulis pernah menggelitik (denotatif) Yang Mulia; berbicara empat mata; ya pernah. Tapi itu sudah kurang lebih 35 tahun yang lalu. Namun demikian tatkala ada yang menyentil nama Yang Mulia; ketika menyaksikan Yang Mulia mengunjungi umatnya dalam record di Youtube; ketika searching internet; membaca di blok Wikipedia hati dan fikiran ini merasakan bahwa pengalaman 35 tahun yang lalu serasa baru satu detik ditinggalkan.Sungguh membekas.
Dalam konteks filsafat, kata “menggelitik” dapat diinterpretasikan dalam beberapa cara, bergantung pada perspektif dan aliran filsafat yang digunakan. Secara umum, “menggelitik” merujuk pada sensasi fisik yang menggairahkan atau memicu reaksi seperti tertawa atau rasa geli, namun dalam filsafat, makna ini bisa lebih dalam, terutama jika kita membicarakan soal humor, kesadaran, atau emosi manusia.
Menggelitik sebagai Respons Emosional