Mengapa Kita Harus Kurangi Makan Daging
Bernadinus Steni (Penggiat Standar Berkelanjutan)
Sulitnya berurusan dengan fosil fuel tidak menghentikan alternatif lain. Yang dipandang relatif lebih mudah adalah pertanian dan peternakan. Disini isu menu makan amat relevan.
Pada 2019, 107 ilmuwan yang tergabung dalam IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menemukan bahwa budaya kuliner global saat ini membuang terlalu banyak makanan.
Emisi global yang diduga terkait dengan penghambur-hamburan makanan mulai dari posesnya di lapangan hingga ke dapur mencapai 8-10 %. Tidak hanya boros, perilaku itu juga merusak planet bumi.
Selain itu, produksi makanan massal saat ini mengkonsumsi banyak energi dan boros karbon karena melibatkan mata rantai panjang. Ilmuwan memprediksi 26 % emisi global disumbang oleh proses menghasilkan makanan dan sampah yang ditinggalkannya.
Lebih dari separuh persentase itu disumbang oleh produk hewani, terutama sapi dan domba. Dalam laporan BBC (2019) disebutkan bahwa peternakan dianggap bertanggung jawab hingga 14% dari semua emisi rumah kaca dari aktivitas manusia.