Mengapa Kesehatan Manusia Modern Semakin Rapuh dan Bagaimana Solusinya (Bag. I)
Oleh Dr. Alexander Jebadu SVD, Dosen pada Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero-Flores -NTT
Seperti dia, saya juga senang berpetualang akademik di luar bidang studi akademik utama yang saya geluti.
Ilmu utama yang menjadi keahlian saya adalah Filsafat Agama Katolik. Ilmu ini, pada intinya, merupakan sebuah studi tentang Allah – teologi (Yunani theos = Tuhan dan logos = kata, sabda, ilmu) – dalam hubungannya dengan hidup manusia dengan segala muatan budaya, ekonomi, sosial, politik dan ekologi dengan pemikir (filsuf) utamanya adalah Yesus Kristus. Akan tetapi, selama ini, secara autodidak saya juga berpetualang ke luar bidang keahlian utama saya yaitu mendalami sendiri bidang ilmu alam terutama tentang makro-kosmos dan mikro-kosmos terutama tentang misteri kesehatan manusia.
Singkat kata, sama seperti penulis buku Bahasa: Rumah Kita Bersama, selama sekitar 15 tahun terakhir (sejak 2008) telah saya juga telah secara autodidak mendalami tema besar tentang rahasia kesehatan manusia.
Dari semua tema-tema besar filsafat tentang manusia seperti siapa itu manusia (who is a human person), dari mana dan ke mana manusia pergi (what is the origin of human life and where does it go), apakah tak ada manusia lain di alam semesta luas tanpa batas (are humans alone in the cosmos without limit), manusia sebagai binatang berakal budi (rational animal), manusia sebagai makluk jiwa-dan-badan yang senyawa (psychosomatic being: Yununi –psycho = jiwa, soma = badan), manusia sebagai homo faber atau manusia sebagai homo economicus, ternyata tema tentang MISTERI KESEHATAN MANUSIA juga merupakan sebuah tema yang tidak kalah penting untuk didalami demi sebuah kehidupan yang lebih baik dan membahagiakan.