Ketiga, Ada perasaan bersalah ketika membuat masalah terhadap orang lain seperti seorang guru di kelas. Menurut penulis, perasaan-perasaan seperti ini dibandingkan dengan jaman dan era dahulu, dibandingkan dengan jaman dan era sekarang amat jauh beda. Mungin, ungkapan yang pas adalah susah kalau melihat orang susah dan senang melihat orang senang. Empati dan simpati terhadap permasalahan dengan seorang guru amat tinggi. Kita sebagai siswa dan siswi sungguh menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Hampir hampir tidak terdengar kasus di media cetak yang menghujat dan menghajar guru. Ketika ada kesalahan sedikit karena cubit oleh guru di sekolah, tidak ada laporan untuk disampaikan kepada orang tua di rumah. Kalau ada laporan seperti itu, maka orang tua memukul balik dan mendukung apa pun tindakan guru di sekolah. Pokoknya, kalau mau jadi baik harus kesekolah dan ikut perintah guru. Apa pun bentuk dan jenisnya. Tidak boleh melawan. Keempat, Saya amat berkesan, sampai saat ini, almamaterku SMP Katolik Rosamistika Waerana, termasuk dalam salah satu Sekolah Penggerak di Kabupaten Manggarai Timur, dari sejumlah 43 sekolah setingkat pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah sesuai SK yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI, Nadeim Anwar Makariem.
Berita Terkait