Menakar Peran Guru (Sebuah refleksi )

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, Biarawan

(2) Pengajar (teacher):  sebagai seorang pengajar, guru berperan dalam mengajar peserta didik. Apa arti dari mengajar? Mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan cara menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk melakukan proses belajar. Atau mengajar bermakna proses mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan semata. Namun, yang harus disadari adalah untuk bisa melakukan transfer ilmu, maka seotang guru harus memiliki saldo prngetahuan.  Seperti dalam ungkapan Latin:  Nemo Dat Quod Non Habet, yang artinya tak seorang pun mampu menberikan hal  yang tak dia miliki. Untuk itu, maka seorang guru harus selalu memiliki saldo yang banyak dengan cara belajar terus dan terus belajar. Joseph Joubert mengatakan bahwa mengajar adalah belajar dua kali. Artinya, seorang guru sebelum mengajar, dia harus belajar terlebih dahulu.

Jadi, yang dilakukan oleh seorang guru, saat bersama peserta didik adalah belajar bersama peserta didik, dan saat belajar itulah guru mengajar. Dengan demikian benarlah ungkapan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan bukan kegiatan mengajar belajar (KMB). Oleh karena itu, Phil Collins, mengatakan bahwa: “dalam belajar guru akan mengajar, dan dalam mengajar guru akan belajar.” Namun, pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan oleh seorang pengajar (guru), agar peserta didik dapat menguasai ilmu pengetahuan yang ditransferkan itu? Yang harus dilakukan adslah pembelajaran harus semenarik mungkin, bahasa mudah dipahami oleh peserta didik (tidak berbeli-belit atau mbulet), sehingga membingungkan, suara harus jelas dan lantang, kelompokan peserta didik, sesuai gaya, tipe atau karakteristik belajar peserta didik (visual, auditori, kinestetik), penjelasan materi harus sistematis, metode harus bervariasi, sehingga tidak jenuh, dan tidak monoton, gunakan media pembelajaran, harus ada interaksi antar peserta didik dan guru, serta umpan balik (feedback). Oleh karena itu, Albert Einstein mengatakan bahwa seni tertinggi guru adalah membangkitkan kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan.

BACA JUGA:
Damai Dalam Helatan Pilkades Serentak Kabupaten Lembata: Mengapa Harus (Sekedar Catatan Lepas)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More