
Memburu Kenangan di Puncak Watu Wedol
Sejauh ini, keberadaan batu-batu purbakala itu belum tersohor seperti di tempat lain. Kecuali Watu Panggal. Namanya kemudian diabadikan menjadi nama sebuah desa di Kecamatan Sano Nggoang. Desa Watu Panggal. Desa ini ditopang tiga kampung, yaitu Tenda, Daleng dan Gurung.
Bisa jadi penamaan Watu Wedol karena memang batu itu pernah gila di zamannya. Mungkin gila karena kalah bersaing dengan Watu Panggal yang bermahkota gagah perkasa di seberangnya. Atau boleh jadi gila lantaran kalah tenar dengan Watu Engar dan Watu Tondol di kiri-kanannya.
Penasaran. Saya pun sedang menelusuri keberadaan batu-batu purbakala itu beserta kisah yang terpendam tentangnya.

Watu Wedol
Rangkuman sementara, Watu Wedol tidak bermahkota bagai Watu Panggal. Puncak batu ini botak bundar sangat lapang. Lapangan di atas awan. Puncak Watu Wedol dapat menampung ratusan orang dewasa.
Kendati tanpa mahkota, Watu Wedol memendam sejuta kenangan historikal. Jejak-jejak kenangan sejarah masa lampau. Konon kisahnya, puncak batu ini dijadikan sebagai tempat menggelar ritual tertentu dan sebagai benteng pertahanan perang. Di atas puncak itulah para griliawan menyusun strategi perang melawan musuh.