Membangun Spiritualitas Arnold Yanssen

Laporan: Jacob J Herin (Penulis Buku dan Mantan Wartawan dari Kantor Berita Internasional)

Sejak Vatikan II gagasan misi mulai diarahkan ke dalam pangkuan Gereja; semua kita diminta bertanggung jawab dalam misi dan bukan hanya dikenakan kepada para imam, para hidup bhakti yang dari Barat.
Tahun 2019 ketika kita merayakan bulan misi Luar Biasa dalam rangka memperingati 100 tahun Surat Apostolik Maximum Illud, Paus Fransiskus menekankan lagi gagasan ini dan secara lebih khusus mengajak semua kita untuk sama-sama menuju kepada Gereja yang ideal yang bukan Gereja untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia.

Misi menjadi unsur yang begitu penting dalam Gereja. Setiap orang yang dibaptis diingatkan sekaligus adalah orang yang diutus. Saya yang hadir di dalam perayaan ini teringat ada baju kaos yang diedarkan kepada kami sebagai peserta  dengan tulisan dibaptis dan diutus. Setiap orang beriman yang sudah dibaptis dan bergabung di dalam persekutuan dengan Kristus harus selanjutnya menjalan misi. Misi dengan itu bukanlah suatu tambahan atau hanya suatu momen lain dalam hidup sebagai orang beriman Katolik. Sebaliknya, Paus Fransiskus tegas mengatakan: misi adalah sesuatu yang tak dapat saya cabut dari keberadaan saya, tanpa menghancurkan diri saya sendiri. Saya adalah misi di atas bumi ini; itulah alasan mengapa saya berada di dunia ini.

Misi adalah cara berada setiap umat beriman. Nama kita adalah misi kita. Saya orang Kristiani, pembawa Kristus, saya Katolik, saya orang umum, saya dengan sesama manusia yang lain adalah saudara universal.Saya adalah misi di atas bumi ini.Di dalam pesan misi tahun berikut selanjutnya Paus Fransiskus selalu menekankan dan menyatakan hal yang sama, setiap orang yang dibaptis, laki-laki, perempuan dipanggil untuk diutus, mewartakan kabar Gembira dimana saja mereka berada. Jadi kita semua dengan itu Bapa ibu saudara, saudari terkasih. Luar biasa bahwa saat  ini merupakan pemandangan yang luar biasa wajah semua unsur itu ada di sini yakni terdiri dari: para, imam, pelaku hidup bakti dan awam.
Lewat kegiatan seperti ini kita semua diajak untuk kembali mendalami gagasan misi yang melekat pada setiap kita sebagai orang Kristen. Lokakarya ini kiranya membuat kita semakin memaknai misi di zaman
kita.  Selain itu mempertanyakan: sejauh manakah pusat-pusat misi tradisional, paroki, sekolah, rumah sakit, lembaga sosial karitatif, masih efektif sebagai media misi dalam era dunia yang hyperconnected dan mobile – era digital dewasa ini?
Memang kenyataan sampai sekarang sudah juga banyak dibuat di dalam karya misi, tetapi terobosan new evangelisasi, tetap diperlukan pada era baru, dengan orang-orang yang juga baru, khususnya kita sebagai
anak zaman ini.
Atas nama pimpinan Gereja lokal kita mendukung kegiatan Lokakarya Spiritualitas Arnold Yanssen untuk Persekutuan Misionaris Roh Kudus (PMRK) yang diselenggarakan   oleh Provinsi SSpS Flores Bagian Timur.
Dengan Tema yang menarik “Mendalami Spiritualitas Trinitas Dalam Keluarga di Era Digital”. .Kepada Ordo ketiga SSpS, itu berarti kelompok awam, yang disadarkan dan dihidupkan semangat misonernya. Berbanggalah selanjutnya dengan sebutan Misionaris Awam, yang anda kenakan.
BACA JUGA:
Menulis Jejak Cinta dan Merawat Tradisi Intelektual
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More