Membangun Dialog, Tanggung Jawab Gereja dalam Mengatasi Intoleransi Agama dan Budaya

Oleh Delsiana Nursanti Nene, Mahasiswi Semeter VII, Stipas St. Sirilus Ruteng

Tanggung Jawab Gereja dalam Konteks Sosial Modern Di dunia yang semakin terpolarisasi, baik secara politik, agama, maupun budaya, Gereja perlumenjadi jembatan yang menghubungkan perbedaan tersebut. Gereja tidak hanya memiliki tugas untuk menyembuhkan luka-luka sosial yang diakibatkan oleh intoleransi, tetapi juga untuk mencegah agar perpecahan semacam itu tidak terjadi. Ini berarti Gereja harus selalu terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai komunitas, baik yang seiman maupun yang berbeda keyakinan, demi mewujudkan kedamaian dan harmoni sosial.Dalam era digital, Gereja juga dapat memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan pesan dialog dan toleransi. Media sosial, misalnya, dapat menjadi sarana bagi Gereja untuk menyebarkan konten-konten yang mendukung kerukunan, serta melawan ujaran kebencian dan hoaks yang sering memicu intoleransi.

Sebagai institusi yang berlandaskan cinta kasih, Gereja memiliki peran penting dalam membangun dialog dan mengatasi intoleransi agama dan budaya. Gereja harus terus memperjuangkan persaudaraan, solidaritas, dan penghormatan terhadap martabat setiap manusia. Dengan menjadi jembatan di tengah perbedaan, Gereja dapat membantu menciptakan dunia yang lebih damai, di mana setiap orang, tanpa memandang agama atau budaya, dapat hidup berdampingan dengan harmonis.***

BACA JUGA:
Areopagus Indonesia Gelar Pelatihan Pengolahan Data Kualitatif NVivo
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More