Melawan Politik Devide et Impera

Oleh Arnoldus Nggorong

Dengan demikian ada tiga faktor yang masih menemani Indonesia hingga saat ini yakni kebodohan, kemiskinan, dan keterbelahan (yang memiliki padanannya dengan keterpecahan, keterpilahan, disintegrasi).

Kondisi ini menjadi palagan implementasi politik devide et impera yang diperankan kelompok elit tertentu. Pertunjukkan politik devide et impera yang amat jelas dan terang benderang adalah dalam peristiwa Pemilu.

Sebagai contoh, sudah umum diketahui bahwa politik uang begitu masif dipraktekkan dalam setiap peristiwa Pemilu terutama sejak diselenggarakannya pemilihan langsung.

Bahkan dalam pemilihan Kepala Desa pun tak luput dari permainan politik uang, cerita seorang teman.

Dalam hal keterbelahan, Pilpres 2019 menjadi contoh yang sempurna yang mendeskripsikan situasi keterbelahan itu, dan tak kalah paripurna juga adalah Pilkada Jakarta 2017 (lihat tulisan saya ‘Peran Elit Mematangkan Demokrasi’, Poskupang.com 20/4/2023).

Perbedaan pilihan politik telah menjerumuskan para pendukung dalam kubu-kubu yang saling bertentangan.

BACA JUGA:
Ekology of Happiness: Agenda Kegembiraan Kolektif Lingkungan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More