
Martabat Manusia dalam Pastoral Kesehatan Mental
Oleh Yasinta Daus, Mahasiswi STIPAS St. Sirilus Ruteng
Pastoral Kesehatan mental menawarkan pendekatan yang unik dan mendalam dalam menjaga martabat manusia dimana pelayanan pastoral itu tidak hanya berfokus pada aspek klinis atau psikologis, tetapi juga memperhatikan kebutuhan spiritual dan sosial induvidu. Dalam hal ini, pastoral berperan sebagai pendamping yang mendengarkan dengan penuh empati, tanpa menghakimi serta memberikan dukungan yang memanusiakan. Empati dan penghargaan terhadap setiap induvidu itu adalah kunci dalam menjaga martabat mereka. Pendaming pastoral harus mampu melihat lebih dari sekedar gejala gangguan mental,tetapi juga memahami konteks hidup, pengalaman, dan harapan dari setiap induvidu tersebut. Dengan melalui pendekatan ini, seseorang yang sedang berjuang dengan masalah Kesehatan mental dapat merasa dihargai, diakui keberadaannya, dan didukung untuk bangkit kembali.
Salah satu kekuatan pastoral Kesehatan mentalitu adalah pendekatan holistik yang mengintegrasikan aspek spiritual, psikologis, dan sosial. Dalam kerangka ini,martabat manusia dipandang sebagai keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dari dimensi-dimensi kehidupan lainnya. Dengan demikian, pelayanan pastoral tidak hanya berfokus pada pengobatan medis atau terapi psikologis semata, tetapi juga penguatan spiritual dan sosial. Misalnya ada dukungan doa, pembinaan spiritual, dan komunitas religius dapat memberi kekuatan tambahan bagi induvidu yang sedang mengalami kesulitan mental. Komunitas yang menerima dan meendukung secara inklusif juga memberikan ruang bagi induvidu untuk merasakan Kembali rasa hormat dan penghargaan,yang pada gilirannya memperkuat rasa martabat mereka.
