MANUTE BOL: Dari Penjaga Ternak, Kemudian Pebasket NBA dan Akhirnya Memerdekakan Sudan Selatan
Cerita tersebut dibesar-besarkan sehingga Manute yang berumur 15 tahun saat itu mendapat rasa hormat dari orang tua di wilayahnya. Dia mengarang cerita bahwa dia telah berhadapan muka dengan singa si Raja Hutan dan berhasil memenangkan pertempuran dengan tangan dan kakinya yang kuat serta dengan tombak. Dia sering menceritakan kejadian tersebut dengan teman-teman pemain basketnya di NBA. Melalui cerita-cerita tersebut Manute Bol ingin mengatakan bahwa sejarah hidupnya yang masih “primitif” jauh dari apa yang dikatakan sebagai “peradaban” di Barat.
Saat Manute baru berusia enam tahun, delapan giginya dicabut sebagai simbol akhir masa kanak-kanak. Dan pada saat berumur 14 tahun, sukunya membuat tanda (luka) di kepala dengan pisau yang tajam sebagai tanda mereka sudah masuk masa dewasa. Dalam setiap ritual kepada Dewa Nhialac, semua anak tidak boleh menangis atau mengeluh. Tujuannya adalah agar mereka belajar untuk menahan rasa sakit.
Manute tidak tahu dengan pasti tentang tempat dan tanggal lahirnya, walaupun dalam catatan resmi dia lahir tanggal 16 Oktober 1962. Dia tumbuh dan berkembang di sebuah suku yang bernama Dinka, merupakan suku terbesar di negaranya dengan kurang lebih 3.000.000 jiwa. Masih ada dari mereka yang telanjang, air yang jarang, tanpa listrik, banyak yang belum bisa membaca dan diperbolehkan hidup berpoligami.