Mahasiswa Lapori Nuel ke Bareskrim Polri Melalui Famara

Mereka memanggil bupati dengan namanya Agas. Dalam kebiasaan orang Manggarai, memanggil dan apa lagi meneriaki nama orang tua di jalan merupakan sebuah sikap yang tidak patut dilakukan oleh seseorang yang terdidik. Oleh orang yang tidak terdidik saja pasti akan mendapatkan teguran. Sikap seperti itu hanya dapat dimengerti bila dilakukan oleh mereka yang kurang sadar akan diri dan lingkungannya.

Hal yang sama juga tehadap gubernur. Mahasiswa meneriaki gubernur dengan kepada gundul. Mahasiswa dalam hal ini sudah menghina dan menyerang baik bupati maupun gubernur secara personal. Namun, sekali lagi, bupati dan gubernur tidak mengambil langka hukum atau memberi rekasi terhadap sikap para mahasiswa tersebut.

Mahasiswa Bermental Kerupuk

Mahasiswa yang berdemo itu tidak memiliki mental yang kuat. Mereka memiliki mental krupuk yang rapuh. Kena air sedikit langsung rapuh. Hal ini terbukti, mereka langsung ciut saat Bernardus Nuel memberi respon terhadap para mahasiswa yang berdemo itu. Sebagai orang muda, seharusnya mahasiswa memiliki mental karang yang siap menghadapi gempuran ombak yang datang.

BACA JUGA:
Kami Menuntut Negara Menjalankan Kewajibannya (Apresiasi Ke-4 untuk Wue Marianus Gaharpung)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More