Mahasiswa KKN UNIPA Indonesia Gencar Lakukan Edukasi dan Penanganan Stunting di Desa Tanarawa Kabupaten Sikka

Laporan Mystica Bemu (Mahasiswa Ilmu Hukum Unipa) dan Wall Abulat (Wartawan Pojokbebas)

Sofronius berharap pentingnya kolaborasi dan sinergi tersebut dalam upaya  meningkatkan kesadaran masayarakat akan pentingnya pola hidup sehat serta memperhatikan faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan balita. “Kami berharap semoga dengan program dan kegiatan yang kami jalankan di desa ini sedikit banyak dapat membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya pola makan dan pola asuh serta sanitasi lingkungan yang baik pada balita agar dapat keluar dari persoalan stunting. Kata Sofronius Loking.

Pertanyakan Data Stunting

Sementara Kepala Desa Tanarawa,   Laurensius Sesu, SI.Pust, menjelaskan bahwa melonjaknya data stunting di desa yang dipimpinnya disebabkan karena adanya  perbedaan pemikiran antara petugas kesehatan dan masyarakat desa.

“Sampai hari ini, saya juga masih sedikit bingung penjelasan teman-teman dari nakes , bahkan kita sudah rapat koordinasi tingkat kabupaten yang mana kita harus memilah antara stunting dan stunted. Tapi kondisi di desa ini kita masih pakai kata stunting saja. Jadi setiap orang pendek tetap didata, sekalipun lilanya bagus, gizinya bagus, berat badan bagus tetap didata sebagai stunting karena badannya pendek. Badan pendek  bisa jadi itu karena faktor gen,” kata Kades.

BACA JUGA:
Indonesia Berhasil Mendorong Perbaikan Metode Kerja Komite Sanksi DK PBB
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More