
Lempang Paji Kusayang, Lempang Paji-ku Malang
Oleh Walburgus Abulat (Wartawa Pojokbebas & Florespos.net, dan Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)
Stanis Dasing kepada media ini mengakui bahwa budaya membaca yang sudah membatin dalam kesehariannya hingga saat ini tidak terlepas dari budaya literasi yang ditimbanya selama dua tahun mengenyam pendidikan di SMP Seminari Kisol tahun 1955 hingga 1957.
“Selama dua tahun saya berada di Seminari Kisol, kami diajarkan untuk gemar membaca buku apa saja. Sosok yang menginspirasi saya untuk terus membaca hingga usia saya mencapai 86 tahun saat ini adalah Guru dan Pembina saya RP. Leo Perik, SVD,” kata Stanis Dasing.
Stanis mengaku dengan rutin membaca buku apa saja, termasuk membaca aneka artikel di pelbagai majalah di antara SKM Dian, Trubus, dan Majalan Catholic Life, ia menimba banyak ilmu dan pengetahuan dari pelbagai dunia dan dari segala rentang waktu.
“Dengan membaca, saya dapat mengenal situasi di pelbagai belahan negara. Saya mengenal sosok-sosok penulis dan bahasan yang ditulisnya dalam buku yang diterbitkan atau majalah yang cetak. Dengan membaca pula, saya memiliki pijakan ilmu untuk saya berkomunikasi dengan siapa saja,” kata Stanis Dasing.