Lempang Paji Kusayang, Lempang Paji-ku Malang

Oleh Walburgus Abulat (Wartawa Pojokbebas & Florespos.net, dan  Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)

Sebenarnya, kalau mau serius untuk mendapatkan pasokan listrik PLN terbuka lebar karena jaringan PLTS sudah dibuka/diakses sampai di Kampung Munte sekitar 200 meter dari Pusat Lempang Paji.

Demikian juga jaringan ponsel sebenarnya mudah kalau saja tower ponsel yang sudah dibangun berfungsi normal. Kita berharap agar “tragedi” Listrik yang belum masuk Pusat Lempang Paji ini dan masalah tower BTS Bakti ini dapat menjadi perhatian otoritas pemerintah sehingga masyarakat di wilayah ini bisa menikmati buah kemerdekaan dari sisi akses peneranan dan kemudahan berkomunikasi via ponsel dan akses internet.

Kehadiran Listrik PLN dan Jaringan ponsel sangat dibutuhkan warga untuk memudahkan akses mereka, khususnya kaum terpelajar atau pejabat dan tokoh masyarakat yang membutuhkan pemanfaatan dua  media di atas.

Demikianlah gambaran secara sekilas Kampung (Kelurahan) Lempang Paji, yang pada satu sisi menjadi Kampung yang disayangi elemen warga karena telah menjadi perhatian dunia, dan melahirkan sejumlah imam  ternama yang ada di antaranya berkarya di belahan dunia lainnya  plus kampung yang menjadi locus penelitian peneliti dunia dan yang selalu menyalakan semangat literasi dasar, baik atau tidak baik waktunya. Tak salah, dalam konteks ini kita sepakat membaptis dan menyebut Kampung bersejarah itu LEMPANG PAJI KUSAYANG.

BACA JUGA:
Ketika Uskup Budi Kleden, Para Pastor dan Elemen Umat Gemakan Spirit Moto Episkopal Uskup Sensi di SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More