Lempang Paji Kusayang, Lempang Paji-ku Malang

Oleh Walburgus Abulat (Wartawa Pojokbebas & Florespos.net, dan  Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati)

Di tengah pelbagai hal positif dan yang mendunia di atas, lahir pula ironi di mana Kota Lempang Paji hingga saat belum terpasang/terkoneksi akses listrik PLN.

Tak heran di pusat kelurahan ini sejumlah tempat-tempat bersejarah dan pelayanan publik di antaranya pastoran Lempang Paji, SDK Ledaliur, Kantor Kelurahan Lempang Paji, Puskesmas Lempang Paji dan beberapa fasilitas publik lainnya berada dalam kondisi gelap di saat malam hari.

Untuk menerangi, warga terpaksa harus membeli genzet atau memasang listrik tenaga surya secara mandiri bila kondisi hari/cuaca cerah.Namun kalau di saat musim hujan yang kondisi langit mendung dan sinar matahari tak menyinari wilayah itu, maka upaya untuk menerangi melalui tenaga surya mandiri tidak bisa berjalan maksimal.

Kondisi gelap ini disaksikan sendiri oleh penulis ketika selama dua malam bermalam di Pusat Lempang Paji tepatnya di rumah Bapak Stanislaus Dasing sejak Sabtu (8/2/2025) hinggga Senin (10/2/2025). Saat itu,  saya dan sejumlah tamu yang menghadiri acara penyambutan Pastor Paroki Lempang Paji RD. Roby Mbongor terpaksa nyaman dengan kondisi penerangan ala kadarnya atau harus berdamai dengan kondisi malam yang gelap pekat.

BACA JUGA:
Terombang-ambing di Laut Karena Kehabisan Bahan Bakar, Begini Nasib Kapal Nelayan di NTT
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More