Sr. Nikolin bekerja ulet dan tenang. Biarawati Abdi Roh Kudus yang bekerja dengan hati. Jarang berwajah cemberut. Dia menerima, mengatur dan menuntaskan semua tugas. Hasilnya selalu maksimal. Ternyata hal ini merupakan pancaran kebajikan dari aslinya: PAJO. Dr. Yohanes Vianey Watu menulis bahwa PAJO artinya pengatur. Nama Pajo menjiwai pelayanan seorang Sr. Nikolin SSpS. Pantasan dia selalu dipercayakan sebagai pemimpin komunitas.
Dia luwes dalam pergaulan, dekat dengan umat, rekan kerja dan anak didik. Dia bisa guyon dengan orang yang sudah dikenal. Sr. Nikolin sering ganggu Bapa Bele Bhangga dari Ndetundopo: “Bapa Bele kalau ada rejeki jeratan babi hutan, rusa dan tuak putih jangan lupa kami”. Bapa Bele beberapa kali menepati janjinya. Sr. Nikolin biasanya meracik tuak putih dengan bawang, sereh, lombok, garam dan kemangi.
Saat Yasinta, istri almarhum Abraham Kelana (ketua Stasi Maukaro saat itu) melahirkan anak perempuan, Sr. Nikolin segera ke rumah. “Mama Sinta dan bapa Lana, anak ini diberi nama Nikolin eee. Biar ada kenangan terindah”, pintanya. Sinta dan Abraham mengamininya. Mereka memberi nama, NOBERTA NICOLIN KELANA. Saat ini Nicolin junior kelas tiga SMP. Dia sangat sedih mendengar berita kematian “tamo”(sapaan untuk mereka yang nama sama) sekaligus mama susternya.