Krisis Air dalam Perspektif Laudato Si’

Oleh Natalia Barbara Muma, Mahasiswi Semester VII STIPAS St. Sirilus Ruteng

Tidak sedikit yang menuding perusahaan air kemasan sebagai salah satu penyebab memburuknya kondisi tersebut. Keluhan warga mengenai penurunan debit air di sejumlah kali meningkat seiring dengan beroperasinya  PT Nampar Nos, produsen air kemasan merek Ruteng. Munculnya perusahaan air kemasan, seperti air merek Ruteng, Afio, dan Hydrofres, diduga menjadi salah satu faktor penyebab krisis air di Ruteng. Warga menduga eksploitasi sumber air untuk kepentingan komersial menyebabkan penurunan ketersediaan air bagi masyarakat.

 

Apakah kehadiran perusahaan air kemasan sepenuhnya salah?

Tidak sesederhana itu. Namun, jika perusahaan beroperasi tanpa kontrol yang ketat, tanpa akuntabilitas terhadap dampak ekologis, dan mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat, maka hal itu mencerminkan apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai ‘paradigma teknokratis’, yang memandang alam hanya sebagai objek konsumsi dan eksploitasi.

Air Adalah Hak, Bukan Komoditas!

Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus dengan tegas menyatakan bahwa air bersih adalah “Hak Asasi Manusia yang paling mendasar karena menentukan kelangsungan hidup manusia dan kelestarian ekosistem.” Krisis air di Ruteng secara langsung merupakan pelanggaran atas hak ini. Ketika air hanya tersedia bagi mereka yang mampu membeli air kemasan, dan bukan untuk semua warga tanpa diskriminasi, maka keadilan sosial sedang dikorbankan.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More