KRI Dewaruci Singgah di Kota Kupang pada 24 Juni, Walhi NTT: Momentum Pemulihan Ekosistem Cendana

Kedua, bisa saja menjadi bagian dari kampanye pemulihan komoditas cendana dengan perspektif sosial ekologis yang kuat dalam mengimbangi narasi ekonomi. “Setidaknya momentum ini bisa menjadi satu cambuk peringatan bagi Pemerintah NTT dalam pemulihan ekosistem Cendana,” imbuhnya.

Yuvensius mengatakan, pihaknya memiliki catatan tersendiri terkait beberapa ekosistem endemic di NTT, salah satunya cendana. Dalam sejarah, NTT pernah berjaya dengan komoditas cendana. Selama masa orde baru cendana menjadi penopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT.

“Kayu cendana juga menjadi salah satu tujuan bangsa-bangsa asing datang ke Tanah Air pada abad ke-14. Sehingga, Pulau Timor yang merupakan bagian dari gugusan kepulauan Sunda Kecil turut membetuk simpul-simpul jalur rempah atau titik persinggahan perdagangan di Nusantara,” bebernya.

Menurut Walhi, rusaknya cendana NTT diakibatkan oleh beberapa kebijakan pemerintah. Kebijakan Perda Nomor 16 Tahun 1986 tentang Pengelolaan Cendana yang tidak berpihak pada masyarakat karena cendana diklaim oleh pemerintah.

BACA JUGA:
Presiden Jokowi: Pembangunan Pelabuhan Harus Terintegrasi Dengan Kawasan Industri, Pariwisata dan Pertanian
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More