
Kreatifitas Pemuda Yatim-Piatu di Toto Ninu Cafe Desa Wisata Wae Lolos
Dua tahun sepeninggal alamarhum. Ayah mereka menikah lagi dengan Felomena Jau, gadis Lempe-Damot, Desa Poco Dedeng, Kecamatan Lembor. Namun kebahagiaan ini tak berumur panjang. Tepatnya 11 Nopember 1997. Dukacita kembali menusuk kalbu ketiga bocah tersebut. Ayah mereka dikabarkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalulintas (lakalantas).
Lakalantas itu terjadi di ruas jalan Werang-Bambor. Tepatnya di tikungan tajam sekitar kampung Lara Mburak, Desa Poco Golo Kempo, Kecamatan Sano Nggoang.
Lakalantas terjadi tatkala ayah mereka pulang dari Kampung Lempe, Desa Poco Dedeng. Sang ayah menumpang mobil tangki dari Simpang Dahot lalu belok kiri cabang Bambor menuju Werang.
Dalam perjalanan itulah, maut merenggut nyawanya. Mobil tangki itu lari mundur di jalan tanjakan sebelum masuk Kampung Lara Mburak. Sempat ditangani petugas medis di lokasi kejadian, namun nyawanya tak tertolong akibat benturan keras dalam kejadian tersebut.
Sejak saat itulah ketiga bocah itu hidup yatim-piatu. Jeny, Nafsia, dan Mus tinggal bersama ibu tiri dan keluarga mereka di kampung Rangat.