Sebagai sebuah contoh, banyak guru kita gagal dalam ujian kompetensi guru untuk mengikuti ajang program sertifikasi dengan metode aplikasi dan penguasaan IPTEK yang masih up to date. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Dimana kelemahannya?
Tantangan teknologi dan informasi kedepan sangatlah berat kalau kita kurang mengakses setiap informasi terbaru, yang begitu cepat seperti sambaran angin Siklon Seroja 99 yang menyerang wilayah kita awal April 2021 lalu.
Mampukah komunitas Guru Penggerak Manggarai Barat untuk mendongkrak mutu guru dan mutu pendidikan, mutu proses pembelajaran dan persiapan administrasi yang sesuai dengan acuan dan pedoman Badan Standar Nasional Pendidikan ? Penulis percaya, bahwa dengan ide melakukan sebuah gerakan moral, edukatif dan bermutu ini, para guru penggerak di kabupaten ini, sudah memiliki konsep dasar berpikir dan bertindak untuk menaikkan reputasi pendidikan di daerah ini. Ini sebuah langka yang sekali lagi, komunikatif, kritis, kreatif dan kolaboratif sejalan konsep pendidikan kita di era milenial, global di masa pandemi ini. Sesuai dengan konsep berpikir pendidikan menuju abad 21 dari UNESCO (2003), yaitu learning to how( belajar untuk mengetahui, learning to do ( belajar untuk melakukan, atau berbuat) , learning to be( belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu yang mandiri yang berkepribadian) dan live together, dan learning to live together( belajar untuk hidup bersama).