Kole Beo: Meniti Keindahan Pesona Alam  Manggarai Raya dalam Bidikan Literasi Melawat ke Barat

Laporan Walburgus Abulat (Jurnalis, Kolumnis & Penulis Buku)

Kole Beo. Terminologi Bahasa Manggarai Raya (Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Kabupaten Manggarai Barat) yang berarti Pulang ke Kampung.

Ya, Kole Beo_pulang kampung. Saya pada Rabu 6 Desember 2023 kembali ke kampung. Saya pulang ke kampung menyusul ada berita duka di lingkungan keluarga kami- di mana kesa (suami dari saudari bungsu) saya bernama Wihelmus Jerahu atau Bapa Icon meninggal dunia sehari sebelumnya.

Saya berangkat dari Maumere dengan Bus Gunung Mas yang dikemudi Om Sius. Om Sius seorang pengemudi profesional dan mengetahui kondisi medan trans Flores: Maumere-Ende-Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, dan Manggarai. Berkat kelihaiannya mengemudi maka kami tiba di Ruteng dengan selamat pada Rabu pukul 19.00 Wita.

Setiba di Ruteng saya ditunggu kakak ipar Stanislaus Mere-ayah dari Frater Berto Mere-Mahasiswa Pasca-Sarjana IFTK Ledalero yang juga calon imam Projo Keuskupan Ruteng di Seminari Tinggi Interdiosen Santo Petrus Ritapiret. Semalam itu kami memberi makna persaudaraan dalam balutan kasih dan aneka cerita yang lugu dan polos. Dalam balutan persaudaraan, kami juga mendoakan keselamatan jiwa almarhum Wihelmus Jerahu.

BACA JUGA:
Sinode II Keuskupan Maumere: Dari Umat, Oleh Umat, dan Untuk Umat
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More