Kisah Pengasingan Bung Karno di Ende, Taman Renungan Pancasila Jadi Inspirasi Elemen Warga Lintas Agama
Laporan Walburgus Abulat (Wartawan Pojokbebas & Florespos, dan Penulis Buku)
Pada tanggal 12 oktober 1935 Ibu Amsi (mertua Bung Karno) meninggal dunia akibat penyakit malaria yang dideritanya. Bung Karno sangat terpukul. Bung Karno sendiri yang mengangkat sendiri jenazah mertuanya tersebut ke tanah peristirahatan terakhir, turun ke liang lahat, meletakkan jenazah ke liang lahat dan dengan tangannya sendiri Bung Karno memahat batu karang untuk dijadikan batu nisan mertuanya.
Selama masa pengasingannya Bung Karno banyak menghabiskan waktunya dengan merenungkan masa depan bangsa di bawah pohon sukun di tepi pantai dan diyakini bahwa gagasan tentang Pancasila terlahir dalam proses perenungannya di bawah pohon tersebut.
Ir. Soekarno meninggalkan Ende pada tahun 1938 atas desakan aktivis lain agar Soekarno ditahan di daerah yang lebih layak dan aman dari ancaman malaria. Ir. Soekarno lalu diasingkan ke Bengkulu.
Ir. Soekarno datang kembali Ende pada tahun 1950 namun bukan sebagai tahanan, beliau datang sebagai Presiden Republik Indonesia. Pada kesempatan berkumpul bersama di Ende,Soekarno mengajak masyarakat untuk datang ke bawah pohon sukun dan berkata “Di tempat ini saya merenungkan dan menemukan lima prinsip dasar (Pancasila), yang sekarang merupakan landasan Negara Indonesia”