Pertama, disiplin. SMAK St Ignatius Loyola tempo doeloe dikenal luas sebagai salah satu sekolah yang sangat memperhatikan kedisiplinan dalam pelbagai aspek. Kedisiplinan menjadi ‘elemen kunci’ mengapa lembaga ini relatif unggul dari beberapa SMA lain di kawasan Barat. Saya kira, praktik hidup yang serba disiplin itu, dimungkinkan oleh sistem pengelolaan sekolah ‘berasrama’ yang sudah menjadi semacam ‘trademark’ dari sekolah ini.
Boleh jadi, waktu itu, ada aturan yang ‘mewajibkan’ semua siswa/i untuk tinggal di asrama. Nama asrama Arnoldus untuk putra dan asrama Arnolda untuk putri cukup tenar waktu itu. Hemat saya, mungkin manajemen sekolah ‘berasrama’ inilah yang membuat SMAK St Ignatius Loyola menjadi opsi favorit atau rebutan tamatan SMP.
Kedua, pengembangan bakat dan kreativitas. Terus terang, untuk urusan ‘pengasahan bakat dan kreativitas’, SMAK St. Ignatius Loyola selalu ‘disegani’ dan menjadi yang terdepan. Dulu, pasukan ‘Marching Band/drumband anak-anak Loyola’, selalu menjadi menu acara yang ‘ditunggu-tunggu’ oleh publik kota Labuan Bajo. Mereka sukses ‘merebut’ perhatian para warga melalui penampilan yang memukau dan berkelas.