Ketika Uskup Budi Kleden, Para Pastor dan Elemen Umat Gemakan Spirit Moto Episkopal Uskup Sensi di SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa
Laporan Wall Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)
“Mgr. Sensi tidak hanya berbicara tentang apa yang benar, tetapi ia juga memberi teladan dan melaksanakan kebenaran itu. Ketika gempa dasyat mengguncang Flores 12 Desember 1992, Bapak Uskup Sensi memimpin kami untuk menyelamatkan para pasien di RS Lela, mengeluarkan tabernakel dari dalam Gereja Lela, membuka akses jalan Lela-Maumere yang tertutup longsor, dan memperbaiki jaringan air minum yang putus untuk RS Lela dan seluruh masyarakat. Bapak Uskup adalah seorang pemimpin yang tangguh dan simpatik dalam segala situasi termasuk situasi krisis. Ia sudah menghidupi moto Uskupnya sebelum ditabbiskan menjadi Uskup WARTAKANLAH FIRMAN BAIK ATAU TIDAK BAIK WAKTUNYA.”
Ketika Mgr. Sensi sakit mendera dan tubuhnya kelihatan rentan, lanjut RD. Sil Betu, beliau tidak pernah menyerah. “Mgr, Sensi masih bersedia memimpin Ekaristi Pembukaan dan Penutupan Musyawarah Nasional Unio Indonesia XIV di Gereja Roh Kudus Mataloko dan Gereja MBC Bajawa sejak 25 hingga 28 September 2024. Sakit da penyakitnya menjadi kesempatan untuk bersaksi dan menghidup moto episkopalnya WARTAKANLAH FIRMAN BAIK ATAU TIDAK BAIK WAKTUNYA Contoh dan teladan hidup Mgr. Sensi yang baik ini patut kita kisahkan dan kita abadikan dalam buku agar menjadi warisan yang berharga bagi kita semua dan generasi mendatang.,” kata RD. Sil Betu yang juga Dosen STIPER Flores Ngada.