Ketika Uskup Budi Kleden, Para Pastor dan Elemen Umat Gemakan Spirit Moto Episkopal Uskup Sensi di SMAS Katolik Regina Pacis Bajawa

Laporan Wall Abulat (Jurnalis, Kolumnis dan Penulis Buku)

“Seperti pesan kepada jemaat yang berbuat seolah-olah hidup meski banyak dari kepribadian mereka yang mati, kita mesti memberikan daya hidup, menggunakan talenta-talenta diri demi kebaikan bersama. Budaya kehidupan tidak semata sebagai pribadi, tetapi juga dalam konteks hidup bersama sebagai komunitas dan lembaga pendidikan seperti ini agar apa yang sudah Tuhan berikan, dapat tumbuh bersama,” kata Mantan Superior General Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD) sejagat ini.

Uskup Paul Budi Kleden yang juga Mantan Dosen IFTK Ledalero ini juga sikap untuk memiliki tanggung jawab untuk memelihara budaya kehidupan, dan tidak saling mematikan.

“Kita harus mengupayakan untuk menghentikan budaya kematian, budaya saling mematikan, dengan kebiasaan-kebiasaan saling mem-bullying, mengolok, menjatuhkan. Juga dalam hidup bermasyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak saling menjatuhkan. Kita dipanggil untuk memelihara budaya kehidupan,” pintanya.

Pada akhir khotbanya, Uskup Paul Budi Kleden mengingatkan semua elemen umat yang hadir untuk menjadi teladan dalam sikap  kerendahan hati untuk dikoreksi, menerima teguran dan siap menerika koreksi.

BACA JUGA:
NU dan Muhammadiyah Raih Zayed Award, Ini Peran Megawati
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More