Ketika Tiga Festival Bunda Maria Keuskupan Ruteng dan Labuan Bajo Majukan Ekonomi Warga Lintas Agama di Flores

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya Kemanusiaan Tidak Boleh Mati, dan Aktivis Kemanusiaan Lintas Agama)

Pesan pastoral: Festival Maria ini bukan sekadar acara seremonial. Ini adalah panggilan untuk memperbaharui cara kita berdoa bersama.

Di katedral ini, kita merayakan Ekaristi sebagai satu keluarga. Sebentar lagi, kita akan berjalan bersama ke Golo Curu—bukan sebagai kelompok-kelompok yang terpisah, tetapi sebagai satu umat yang sehati. Ketika kita tiba di bukit doa itu, biarlah doa kita bersatu seperti para rasul di ruang atas: satu napas, satu hati, satu kerinduan.

Maria mengajarkan kita bahwa doa sejati lahir dari kesatuan hati, bukan dari keseragaman gerakan.

Kedua, Maria Bunda Iman: Keberanian Mengatakan “Ya”

Di Nazaret, Maria menunjukkan bahwa iman bukan soal mengerti segala sesuatu, tetapi soal berani mempercayai Allah meskipun tidak mengerti segalanya. Ia tidak menunggu sampai semua pertanyaannya terjawab. Ia mengatakan “ya” dalam iman.

Pesan pastoral: Kita hidup di zaman yang penuh ketidakpastian. Pandemi covid, misalnya, telah mengajarkan kita bahwa hidup tidak pernah sepenuhnya dapat diprediksi. Tetapi seperti Maria, kita dipanggil untuk mengatakan “ya” kepada Allah dalam setiap keadaan:

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More